Wednesday, August 18, 2010

arti dari sebuah janji laki-laki

waduh kq gw bisa ya nulis judul sekeren itu? ga ada angin, ga ada hujan (hmm padahal tadi ujan lama juga di rumah gw), tapi tiba-tiba bikin posting blog tentang ini. Gimana ya cara gw supaya bisa percaya sama orang yang udah ngerusak kepercayaannya itu? Gw bukan ga mau percaya lagi, gw mau, tapi gw sulit. Gw takut sakit hati lagi n gw ga mau kecewa lagi. Apa sih sebenernya makna dari sebuah janji? Apa janji itu serius dan harus banget di tepatin? Terus bagaimana kalo orang yang dijanjikan itu tidak menuntut n tidak menagih janjinya? Apa tetap janji itu diakui sebagai 'janji' olehnya jika bertahun-tahun kemudian keadaan berubah? Kenapa ya banyak pikiran di kepala gw yang ga terjawab. Mungkin gw terlalu lebay juga karena terlalu berpikiran jauh. Gw ga mau meremehkan sebuah janji. Apa seorang laki-laki yang berjanji tetapi dia tidak bertanggung jawab atas janjinya, dia masih bisa disebut sebagai laki-laki? Sebenernya apa yang membuat janji itu harus ditepati? Adil ga sih kalo janji itu ga bisa ditepati? Gw percaya hukum alam itu ada. Lebih baik gw ga usah berjanji kalo gw ga bisa tepatin. Mungkin kasarnya gitu. Gw ga suka kata-kata manis n janji-janji manis. Jujur gw muak banget sama hal kayak gitu. Ga guna sama sekali dan ga ngefek apa-apa di gw. Gw ga tau gimana seorang laki-laki dengan caranya masing-masing berusaha untuk menepati janjinya. Kata orang 'no action talk only' alias bullshit. Hidup gw ini berharga dan gw ga bisa janji sama diri gw sendiri kalo gw ga akan terpengaruh sama omongan temen-temen gw. Mereka lingkungan gw, saudara gw. Gw sayang banget sama mereka semua. Mereka ingin yang terbaik buat gw dan begitu juga sebaliknya. Jangan mengumbar-umbar janji kalo belum bisa ditepatin. Janji itu jika tidak di tepati berarti BERSAKSI DUSTA. Dosa juga bertambah. Hidup juga ga tenang karena udah menyakiti hati orang lain. Gw trauma sama janji. Gw sedih banget dan hati gw sangat amat ga tenang ketika gw menulis ini. Gw ga suka kalo orang yang sudah berjanji, ditepati dengan cara terpaksa n terutama karena kasihan. Iya sih sebenernya harus dihargai juga karena setidaknya dia sudah menepatinya. Tapi apa maknanya jika itu dilakukan tanpa kasih dan ketulusan? Gw berhak untuk berbahagia. Gw ga mau hidup gw ini dihancurkan oleh seseorang saja. Hidup gw terlalu indah. Gw ga mau menyesal atas apa yang sudah gw lakukan, tetapi kenapa perasaan bersalah itu terus menghantui gw dan ini ga adil karena hanya gw yang merasakan. Kembali pada diri gw sendiri karena gw harus menanggung itu, sampai akhirnya gw menerima janji seseorang yang belum bisa gw percaya. Janji itu indah, tapi menyakitkan. Janji yang dia berikan itu sangat berat tetapi hal itu malah membuat gw merasa dikasihani. Gw ingin bicaraiin ini secara kepala dingin, pelan-pelan dan tanpa emosi. Gw mungkin ga perlu tau bagaimana cara dia untuk menepati janjinya. Itu urusan dia, dan gw hanya terima saja kata-katanya. Tapi yang gw takutkan adalah ketika pikiran-pikiran gw mulai menguasai gw dan bahwa dia bukan yang berbaik untuk gw, semua beserta janji manisnya yang dia utarakan ke gw. Dalam hidup gw ketika sesuatu yang berharga telah gw berikan karena sengaja atau ketidaksengajaan, mungkin gw berikan secara tulus karena gw sayang sama dia, tapi bukan berarti karena gw dibutakan oleh cinta jadi gw bisa seenaknya seperti itu. Gw yakin cara yang terbaik untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan adalah dengan berkata TIDAK. Seorang laki-laki yang mencintai perempuan tentunya ga akan melakukan hal-hal yang diluar batas demi menjaga kehormatan pasangannya dan lebih memilih untuk menunggu sampai menikah nanti. Janji seorang laki-laki itu sangat berat, bertanggung jawab, harus penuh dengan kebijaksanaan, keseriusan, dan penguasaan diri yang benar. Itu yang dinamakan laki-laki sejati. Tidak menyakiti, mengerti untuk dimengerti, berwibawa, dan jantan!

No comments: