Friday, August 26, 2011

Sebenarnya, seperti apakah cinta yang sempurna itu?

Sebenarnya, seperti apakah cinta yang sempurna?
Berapa harga yang harus dibayar oleh seseorang yang tidak dapat membalas perasaan cinta tulus dari orang lain?
Mengapa cinta dapat menjadi hal paling bahagia dan menyedihkan pada saat yang sama?
Kalau cinta itu menyakitkan, mengapa semua orang merasakan cinta?
Kalau cinta itu indah, mengapa banyak orang mempermainkan cinta?
Cinta itu gila. Apa cinta itu gila? Atau kita manusia yang gila karena cinta?
Dunia tanpa cinta, akan jadi seperti apa?
Mengapa banyak cinta-cinta palsu yang merasuki kehidupan orang2 yang tulus dan menusuk hatinya?
Apakah orang baik dalam hal percintaan selalu menjadi korban?
Ketika cinta dinomorsatukan dalam suatu hubungan, mengapa kebohongan dapat mengalahkannya?
Jika cinta itu tak bersyarat, mengapa banyak orang ingin mendapatkan pendamping yang kaya, rupawan, dan berlatar belakang baik?
Kalau cinta itu bullshit dan tidak real, mengapa Kahlil Gibran bisa menuliskan segumpal hal yang ajaib didunia ini dalam kata-kata yang tak terucap?
Cinta itu kata sifat atau kata kerja? Haruskah kita mencintai seseorang untuk dicintai?
Seandainya cinta itu memberi, mengapa banyak orang memberi tanpa cinta? Tidak bisa bersatukah 'memberi' dengan 'cinta'?
Haruskah kita menjadi tokoh dalam dongeng agar merasakan happy ending?
Bayangkan jika perceraian tidak ada didunia ini, apakah akan ada berpisah dalam kamus cinta?
Kalau cinta tak pernah jauh dengan senyuman dan tawa, mengapa cinta juga akrab dengan air mata? Bagaimana mungkin bisa seperti itu? Karena tawa dan airmata adalah musuh yang tak bisa dipersatukan kecuali karena bahagia yang sangat luar biasa dan perasaan haru.
Mereka bilang cinta tak bisa disentuh, hanya bisa dirasakan, tetapi mengapa banyak tubuh yang tersentuh dengan haram dan diperlakukan dengan tidak senonoh karena alasan cinta?
Obat apa yang harus diminum oleh seseorang yang hidupnya telah hancur karena cinta? Siapa dokter yang bisa menanganinya?
Adakah ukuran yang pas untuk menilai sebuah kesetiaan?
Kepada rindu yang tak terucapkan, mengapa rasa cinta itu tetap ada kepada orang yang sudah tiada didunia ini? Seajaibkah cinta itu?
Bagaimanakah jika kita cinta mati kepada orang yang sudah mati?
Kalau cinta itu tak harus memiliki, mengapa hati dan pikiran ini dimiliki oleh dirinya dan meninggalkan jejak luka yang dalam karena pada dasarnya diri ini takkan pernah bisa memilikinya secara utuh?
Sebenarnya, seperti apakah cinta yang sempurna itu?

No comments: